Dari Kesenangan menjadi Peluang Usaha yang Menguntungkan (edisi burung Blackthroat-Alif Bird Farm)


(Gambar 1.Burung indukan blackthroat Alif Bird Farm)

Adalah Alif Fatturohman (27) pemuda single asal desa yang terkenal dengan Icon Rambut Gimbal dan Festival Jazz di Atas Awan (Dieng) kabupaten Banjarnegara, yang saat ini tergabung ke dalam keluarga besar pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Banjarnegara ini menjadi salah satu inspirator Youthpreneur bagi pemuda lainnya. Sejak lulus kuliah, pemuda yang akrab dipanggil Alif ini memang sudah mulai belajar berwirausaha dari jual empek-empek, menerima jasa pengetikan dan percetakan serta yang lainnya. Namun belum bisa berjalan seperti yang diinginkan. Hingga pada akhir Nopember 2014, Alif memutuskan untuk mencoba menggeluti hobi menangkar burung menjadi ladang usahanya.

Burung import dari Afrika yang kita kenal dengan sebutan Blackthroat ini menjadi salah satu pilihan bagi pemuda yang juga memiliki hobi utak utik dengan dunia cyber untuk dikembankan menjadi sebuah peluang peruntungan dan bukan lagi hanya sekedar mencari kesenangan.

Menurutnya, burung Blackthroat tidak terlalu sulit untuk dirawat, harganya pun cukup stabil dari tahun ke tahun. "Kenapa saya memilih menangkar burung blackthroat, karena selain peluang   yang masih cukup luas, burung import ini juga memiliki harga yang sangat stabil di pasaran". Ungkapnya saat dijumpai di sela-sela Rapat Koordinasi di Sekretariat UPPKH Kabupaten Banjarnegara. (15/2016)

Dengan modal awal Rp. 3500.000 untuk membeli satu indukan, kini ia sudah berhasil mengembangkannya menjadi empat pasang indukan produk dan empat pasang indukan siapan (belum produk). "Dulu awalnya hanya dari satu indukan produk. Sekali produksi satu pasang indukan, biasanya menghasilkan tiga anakan. Waktu yang dibutuhkan dari mulai bertelur sampai bisa dijual, biasanya memakan waktu tiga bulan. Dengan harga anakan rata-rata dijual Rp. 750.000'.


(Gambar 2. Anakan Blackthroat usia 7 hari Alif Bird Farm)

Meskipun Dieng terkenal dengan suhunya yang begitu dingin, namun pemuda desa Dieng kulon RT 3 RW 2 ini, tidak habis akal untuk membuat burung-burung tangkarannya bisa bertahan hidup. Ia mampu mengatasinya dengan membuat ruangan khusus inkubator buatannya sendiri. "Ruang inkubator berfungsi untuk menjaga suhu badan burung-burung yang ditetaskan, atau bahkan untuk telur-telur yang belum menetas perlu dijaga kehangatannya. "Dulunya ini kamar saya, tapi tidak apalah saya mengalah dengan burung-burung kecil ini". Terang Alif dengan antusias sembari menunjukkan anakan-anakan burung yang belum lama ditetaskan.

Harapannya, dia dapat terus mengembangkan usaha penangkaran burung Afrika ini hingga pasaran yang lebih luas. Dan Alif juga berpesan kepada teman-temannya yang ingin memulai usaha agar jangan takut gagal. "Mudah-mudahan usaha saya kedepannnya bisa semakin maju dan bertumbuh. Serta dapat mengajak teman-teman lainnya untuk belajar berwirausaha. memang tantangan menjadi pelaku wirausaha itu memang lebih besar daripada menjadi karyawan . Namun kita bisa lebih puas karena sekecil apapun usaha kita, maka disitulah kita Bossnya". (Banjarnegara, 15/03/2016)



-Maulida Helmi Isnaini-

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Dari Kesenangan menjadi Peluang Usaha yang Menguntungkan (edisi burung Blackthroat-Alif Bird Farm)"

Posting Komentar